BAHASA INDONESIA
Mengungkapkan prinsip-prinsip penulisan resensi
Resensi
berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere.
Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah
itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu
mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku. Tindakan meresensi buku
dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau
mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya
resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
1. Tujuan
Resensi
Apa
sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku
sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu sebagai berikut.
a.
Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak
dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak
pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena
atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c.
Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu
pantas
mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab
pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti
berikut.
- Siapa
pengarangnya?
- Mengapa ia
menulis buku itu?
- Apa
pernyataannya?
- Bagaimana
hubungannya dengan buku-buku sejenis
karya pengarang yang sama?
- Bagaimana
hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang
lain?
e. Untuk
segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan berikut:
- membaca
agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku;
- setelah
membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang
ditulis dalam resensi;
- tidak ada
waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber
informasi.
2.
Dasar-Dasar Resensi
Sebelum
meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar resensi. Apa sajakah
dasar-dasarnya :
a. Peresensi
memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
b. Peresensi
menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi
yang akan dibuat.
c. Peresensi
memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya
d. Peresensi
memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.
3. Nilai
Buku
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan
penilaian terhadap buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan,
mengkritik, dan menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan
buku dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh tanggung jawab artinya
mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan kriteria-kriteria
yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu, serta data yang meyakinkan
(dengan menyajikan kutipan-kutipan yang tepat dan relevan). Akan tetapi,
sasaran penilaian (organisasi, isi, bahasa, dan teknik) itu sering sulit
diterapkan secara mekanis. Suatu unsur, sering lebih mendapat tekanan daripada
unsur yang lain. Hal yang patut diperhatikan sebaiknya tidak menggunakan salah
satu unsur untuk menilai keseluruhan buku.
4. Bahasa
Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas,
dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan
karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi
sasarannya.
Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan
masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya
benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan
atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat,
singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan
enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab rubrik)
maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan
menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca.
5. Kelebihan
Resensi
a. Tidak Basi
Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita,
artikel, dan karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya,
andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih dapat dikirim ke
media lain. Demikian pula buku yang diresensi tidak harus buku yang baru
terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun yang lalu, asalkan buku
itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju. Meskipun demikian, pada
umumnya buku yang diresensi, buku-buku yang baru terbit.
b. Menambah Wawasan
Informasi dari buku sangat berguna untuk menambah
wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
c. Keuntungan Finansial
Jika resensi kita dimuat, kita tidak menerima honor
dari redaksi saja, tetapi juga dari penerbit. Kalau fotokopi resensi itu
dikirim ke penerbit, minimal buku baru yang kita dapat (jika penerbit tidak
bersedia memberi honor). Biasanya penerbit akan memberi beberapa buah buku baru
untuk diresensi kalau resensi buku kita sering dimuat di media cetak. Jadi,
lumayan koleksi buku kita bertambah tanpa harus membeli.
6. Pola
Tulisan Resensi
Ada tiga
pola tulisan resensi buku, yaitu
a. Meringkas
(sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas.
Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan.
b. Menjabarkan
(deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat.
c. Mengulas
berarti menyajikan uraian
7.
Langkah-Langkah Meresensi Buku
Langkah-langkah meresensi buku
sebagai berikut.
a.
Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
b. Membaca
buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti.
c. Menandai
bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian
yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat
sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
8.
Unsur-Unsur Resensi
a. Membuat Judul Resensi
Judul
resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti
tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah
resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan
keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku
biasanya disusun sebagai berikut:
- judul buku
(Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. tuliskan juga judul aslinya.);
- pengarang
(Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting.);
- penerbit;
- tahun
terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
- tebal
buku;
- harga buku
(jika diperlukan).
c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan
dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
-
memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi
apa saja yang diperoleh;
-
membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang
sendiri maupun oleh pengarang lain;
- memaparkan
kekhasan atau sosok pengarang;
- memaparkan
keunikan buku;
- merumuskan
tema buku;
-
mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
-
mengungkapkan kesan terhadap buku;
-
memperkenalkan penerbit;
- mengajukan
pertanyaan;
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau
isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal berikut:
a. sinopsis
atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan
singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c.
keunggulan buku;
d. kelemahan
buku;
e. rumusan
kerangka buku;
f. tinjauan
bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya
kesalahan cetak.